Beberapa hari terakhir di tahun 2014, saya mulai nyoba-nyoba Arduino. Sebenernya, sebelum jadi programmer, saya sempet tertarik dengan elektronik, tepatnya sekitar akhir SMP. Lantaran nggak pernah ada yang bisa ditanyain dan saya males nyari alatnya, akhirnya saya sekadar baca-baca dan ngintip buku kumpulan skematik.
Setelah minat elektronik agak kandas, akhirnya saya dibeliin komputer oleh orang tua. Dari situ mulailah saya mengenal dunia komputer. Kebetulan, ada saat-saat ketika saya musti nungguin adek dan temennya les bahasa Inggris. Dari situ mulailah saya mengenal programming. Gimana caranya? Pas nungguin les kelar, saya nongkrong di kios buku bekas di gang depan Robinson Kodim Tangerang. Baca-baca buku di situ muluk, akhirnya saya tau gimana cara software dibuat. Yay, me!
Kembali ke akhir Desember 2014, ketika saya agak bosan dengan deadline yang cukup ketat sebelumnya. Saya berusaha mencari “oprekan” baru yang sekiranya bisa memuaskan hasrat “bikin-bikin” yang menggelora dalam jiwa. Oh ya, btw, sedikit update dari post sebelumnya, sekarang saya kerja di inMotion, sebuah perusahaan gamifikasi (termasuk game), yang memperbolehkan karyawannya untuk memanfaatkan sejumlah waktu kerja untuk membuat hal yang enggak-enggak. Nah, saat itulah saya putuskan untuk mencoba Arduino. Berhubung ada Arduino nganggur di kantor, setelah sebelumnya dipakai oleh Ucup sang “anak party“, yang bertugas bikin alat untuk game/event.
Salah satu kreasi pertama saya adalah POV (Persistence of Vision), terbuat dari beberapa buah LED, Arduino, dan beberapa keping resistor. POV ini semacam ilusi di mana LED yang ada akan terlihat berkedip saja saat didiamkan, tetapi membentuk pola yang sudah ditentukan sebelumnya saat digerakkan dengan cepat. Contohnya bisa dilihat pada gambar di bawah ini. Terlihat nama “DIAN” kan? Sebenernya, kalau didiamkan, gambar itu tidak akan muncul.

Gimana proses pembuatannya? Secara garis besar, Arduino bertugas menyalakan para LED pada waktu dan urutan yang sudah ditentukan, dengan pola yang sudah kita tentukan juga melalui baris-baris kode yang di-upload ke Arduino. Alhasil, saat digerakkan dengan kecepatan yang tepat, akan terlihat seperti pada gambar di atas.
Gimana detail pembuatannya? Sabar, akan saya tulis selengkapnya di Instructables dan Github. Tunggu aja ya. 😀
Anjis! Bisa kayak gitu ya?
~Ibnu, pertama kalinya ngeh POV
Foto oleh Ibnu Triyono (Cangkir Kosong), all rights reserved.