Kalau mau menguji keampuhan produk pelembab kulit, mintalah bapak-bapak dan emak-emak yang baru punya bayi di tengah masa pandemi COVID-19 jadi tester. Gegara cuci tangan belasan kali sehari, ditambah nyuci botol dan popok, kulit tangan kami jadi lekas kering dan mengelupas. Produk pelembab yang betulan bagus harus bisa mengimbangi kecepatan dehidrasi kulit.
Tadinya, saya pakai Nivea Creme. Lumayan ampuh menahan agar kulit nggak makin kering, tapi butuh waktu untuk mengembalikannya ke kondisi semula. Sampai saya iseng beli Lucas’ Papaw Ointment. Setelah ikut mencobanya, suami nggak mau lagi pakai Nivea. Lucas’ Papaw memang jauh lebih magic. Dengan pemakaian dua hari saja, kondisi kulit balik normal dan mulus. Kelupasannya hilang semua.
Fungsi
Lucas’ Papaw Ointment diciptakan oleh dr. Thomas Pennington Lucas. Kandungan utamanya adalah fermentasi buah Carica papaya. Menurut klaimnya,
A local topical application for boils, burns, chafing, cuts, cracked skin, gravel rash, splinters, open wound, insect bites and nappy rash. The ointment relieves and cleanses.

Saya belum pernah mencobanya untuk ruam popok karena stok Sudocrem masih ada. Tapi, konon, Lucas’ Papaw justru populer di kalangan emak-emak untuk mengatasi masalah itu.
Yang sudah saya coba adalah mengoleskannya ke luka gores. Ternyata memang mantap. Kurang dari 24 jam, eh sembuh! Begitu pula bentol gigitan serangga. Lenyap nggak berbekas!
Tekstur
Lucas’ Papaw tampak seperti balsam. Lengket, tapi begitu terkena hangatnya kulit, langsung mencair. Walau berminyak, terasa ringan banget.


Kemasan
Ada 2 macam kemasan: Jar 75 gram dan tube 25 gram. Saya biasanya pakai yang tube sebagai pelembab bibir, lalu yang jar untuk segala kebutuhan lainnya. Karena pemakaian nggak perlu banyak-banyak, awet banget jadinya.
Harga
Saya beli keduanya di Tokopedia. Jar seharga Rp 135.500, dan tube seharga Rp 58.000.
Foto kover oleh Jan Kopřiva (Unsplash), free license.
Foto-foto lainnya oleh Dian Ara (Cangkir Kosong), all rights reserved.